Jika Seleksi burung maka kita perlu kejelian dan ketelitian dalam memilih,diantaranya hal-hal yang di perlukan.
Disini kita akan coba untuk memilih burung merpati tinggian dilihat dari ciri fisiknya :
1.Bentuk Kepala
kepala besar,batok kepala depan lebih tinggi dari kepala batok belakang/ganong.Pilih burung yang mempunyai kepala besar dan dengan batok kepala depan lebih tinggi dari batok kepala belakang “nonong”,
tapi pilih yang mempunyai derajat kemiringan antara pangkal hidung
dengan atas batok kepala sebesar 45-60, jangan yang memiliki derajat
kemiringan 90, karena biasanya bentuk kepala spt ini dimiliki oleh
burung yang hanya bagus turun atas kepala “tengah” (arah
jam12.00). berbeda dengan yang mempunyai kemiringan 45-60, tipe kepala
spt ini kan OK turun dari arah manapun. selain itu biasanya burung
dengan bentuk kepala spt ini lebih cerdas (mengingat untuk merpati
tinggian sangat diperlukan feeling yang mempunyai tingkat kecerdasan
tinggi)
2.Bentuk paruh
Pilih paruh yang berbentuk “merit” (runcing pada ujungnya),
tidak terlalu besar & tidak terlalu panjang. Pilih yang mempunyai
panjang dari ujung hidung sampai ujung paruh berjarak sedikit lebih
pendek dari jarak pangkal hidung sampai batok kepala depan teratas.
3.Mata
Mata sebagai senjata utama bagi merpati untuk menemukan gerakan tentu
tidak akan kita abaikan dalam hal pemilihannya. Pilih mata yang
mempunyai pupil (bijih mata) berwarna hitam pekat dan responsif terhadap
cahaya (akan membesar dan mengecil dengan cepat saat menerima perubahan
rangsangan cahaya). Pilih juga yang mempunyai cincin lingkar menempel
pada bijih mata (biasanya berwarna hijau) 1/4 keliling bijih mata
menggantung di depan bawah. Sedangkan untuk warna mata, pilih yang
mempunyai dua warna mata,biasanya perpaduan antara kuning tua dengan
kuning muda, merah tua dengan hijau tua, atau merah muda dengan putih.
Pilih yang mwmpunyai warna tengah lebih tenggelam dari warna
luarnya,sehingga akan terlihat jelas perbedaan antara keduanya (bila
mata burung kita lihat pada tempat yang teduh/tidak terkena cahaya
langsung). jika mata burung kita lihat pada saat terkena sinar matahari
langsung, maka kedua warna mata akan bergabung dan tampak seperti titik2
warna yang menyatu.
4.Hidung
Kalau didaerah , oleh sebagian teman, keadaan, bentuk,besar dan kecilnya
hidung tidaklah pernah digubris. akan tetapi tidaklah sependapat dengan
yg akan sampaikan, karena menurut pengalaman, berbagai bentuk hidung
mempunyai kelebihan dan kelemehan. menurut hidung juga berperan untuk
merpati menemukan jalan pulangnya (disamping feelingnya), beberapa
hidung favorit lain:
1. besar, panjang, menggembung (bukan “prambon”/turunan dari
merpati pos), suka dengan hidung berbentuk spt ini bila mempunyai warna
kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang.
2. besar, panjang, “trepes”/melekat ke paruh (jika burung ini “prambon”),
suka hidung berbentuk spt ini jika memiliki warna kapur pekat akan
tetapi terlihat garis2 samar sejajar berwarna kemerah2an diseluruh
bagian hidungnya, dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang.
3. kecil, menggembung (strain jawa, baik jawa sungut ataupun jawa
deles), suka dengan hidung berbentuk ini bila mempunyai warna kapur
pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang. adapun bila
pada pangkal hidung berbentuk lurus, suka burung ini untuk “gaburan”/bermain
dirumah, biasanya burung tidak membutuhkan jarak jauh2 untuk bisa
terbang tinggi, yang penting pemilihan mitra terbang yg imbang dan
sepadan (justru bila burung dengan tipe hidung spt ini akan pulang lama
bila dilepas jauh, bahkan kadang hilang).
5.Leher
sampai saat ini masih berpendapat bahwa leher adalah sarana utama bagi burung merpati untuk“metil”/”njungkel”/”nunjem”/”nenggel”/”thel”.
pilih leher yg kuat dan jangan terlalu panjang, pilih panjang leher
yang sedikit lebih pendek dari tulang dadanya. pilih juga tulang leher
yg kuat, tegak, kencang dan mendongak keatas (saat burung memperhatikan
sesuatu,biasanya gerakan), akan tetapi akan kembali mengendur/menekuk
seperti semula. karena leher yg selalu tegak terkesan kaku, dan
kualitas “metil” kalah fleksibel dibanding dengan tipe tulang leher yg tadi sebutkan.
6.Sayap
sayap sebagai sarana utama burung untuk terbang hendaknya kita harus benar2 memilihnya yg terbaik, beberapa contoh al:
1. bahu sayap harus kuat dan lentur/jangan kaku, utk bentuk bisa
bervariasi, ada yg tebal bulat, pendek berotot. ada juga yg berbentuk
pipih, lebar berotot.
2. bulu sayap tebal kencang tidak bergelombang. pilih juga yg lebar
(landung) rapat jarak satu bulu dengan yg lainnya. ujung bulu meruncing.
3. tulang bulu sayap besar kuat sedikit lentur pada ujung bulunya
pilih juga yg memiliki sayap sedikit terlihat “mekongkong” saat
dipegang. jangan yg memiliki sayap merapat ke badan, karena kualitas
turunnya akan lebih kencang yg mempunyai sayap agak “mekongkong”.
7.Bentuk dada
Pilih bentuk dada yang berbentuk huruf V (kalau dilihat dari depan),
jangan yg berbentuk O, apalagi elip mendatar/gepeng. burung dengan
bentuk dada berhuruf V biasanya akan turun kencang dari arah manapun.
berbeda dengan yg berbentuk huruf O (hny bgs turun atas
kepala/jam12.00), karena kalau turun agak condong biasanya kecepatan
turun burung berbentuk dada sptri ini akan berkurang.
8.Tulang Dada
Pilih tulang dada yg mempunyai panjang sedikit lebih panjang dari
telunjuk org dewasa, atau paling tidak sama panjang. masalah bentuk pny
pengalaman sseperti ini:
1. berbentuk seperti tanda ‘centang’ : dengan tulang dada blk menjorok
kebelakang, biasanya burung jadi berbentuk jantung. burung dengan type
tulang dada sprti ini dengan perangkat lain yg memadai biasanya akan
turun anteng/tidak goyang.
2. berbentuk sprti perahu : dengan perangkat lain yg memadai dan
“cekelan”padat berisi, burung akan turun sambil “nggenjot-nggenjot”
9.Sapit Udang
Ada yang berpendapat bahwa kondisi, ukuran jarak dan bentuk “sapit
urang” pada burung merpati tidak mempengaruhi gaya terbang dan turunny,
kalau dari pengalaman pribadi, bila dinilai dari cara terbang burung
sendiri memang sampai saat ini saya belum menemukan adanya pengaruh
“sapit urang” sama gaya terbang burung. akan tetapi utk masalah turun
sprtiny berpengaruh besar. ketebalan dan kuatny “sapit urang” pun juga
mempengaruhi turunnya merpati. sprti cont; merpati dengan “sapit urng”
rapat (tidak berjarak sama sekali/”ganthet”) biasany kalau burung
mempyai kemampuan turun, turunyny akan pelan. merpati dengan “sapit
urang” berjarak sempit, kira 0,5-1cm (untuk burung merpati berukuran
besar). 0,5cm (untuk merpati berukuran sedang) kalau burung mempyai
kemampuan turun, turunny akan megal-ol/goyang-goyang. merpati dengan
jarak “sapit urang” kira2 >1cm kalau burung mempyai kemampuan turun,
akan turun dengan “anteng”/tidak goyang2, tentuny juga didukung ukuran
“brutu” dan bentuk ekorny. kondisi “sapit urng” yg bengkok sejauh
pengalaman : dulu pernah pny burung dengan jarak “sapit urang” kira2
1cm, sebelum “sapit urng” bengkok burung mampu turung cepat dan shoot
kasar, karena shoot terlalu keras, burung turun “ngebrok lemah”.
kemudian salah satu “sapit urangny” patah, setelah manjalani perawatan
beberapa minggu “sapit” nyambung tapi bengkok sebelah. sejak saat itu
burung tsb masih mampu turun hny kecepatan turun dan shootny berkurang.
10.Pinggang/Brutu
perbedaan ukuran dan jarak dari pinggang/”brutu” merpati tentuny tidak
mungkin bila tidak memp pengaruh apa2 pada kinerjany. dari yg berukuran
besar, kecil, sedang, berjarak rapat ataupun yg berjarak renggang. kalau
dari pengalaman, pinggang berjarak renggang dari badanny akan membuat
burung tidak memiliki keseimbangan yg bagus. burung dengan kecepatan
turun lambat, tentuny tidak akan terlihat dengan jelas
ketidakseimbanganny dengan adany pinggang spt ini. berbeda dengan burung
dengan kemampuan kecepatan turun tinggi/keras, jika memiliki pinggang
renggang spt ini akan terlihat jelas saat burung turun arah jam
12.00/atas kepala. kemungklinan pertama turun burung akan patah/ separuh
jalan berbelok. kemungkinan kedua burung turun dengan kecepatan tinggi
tanpa adany keseimbangan pengereman, akibatny burung akan turun dengan
keras(yg berakibat menyakiti diriny sdr).
berbeda dengan pinggang yg berjarqk rapat, baik yg besar maupun yg kecil
memiliki kelebihan sdr2. dengan perkakas lain yg mendukung, burung
dengan “brutu” kecil rapat, akan memiliki tipe turun “anteng”/tidak
goyang2. burung dengan “brutu” besar rapat, akan memiliki tipe turun
tampak goyang2, bila semua perkakas mendukung sebenarny goyang2ny itu
merupakan seni lemparan tubuh burung/”nggenjot2″ saat turun.
11.Ekor
ketebalan dan bentuk ekor saat burung kita pegang tentuny akan
bermacam2, dari sinilah kita sebenarny dapat mengira2 daya dan gaya
turun dari burung tsb.
pilihlah burung yg mempunyai bulu ekor rapat, tebal dan panjang (tebal
disini harus disesuaikan dengan pegangan/”cekelan” burung, u/ kadar
ketebalan bulu ekor akan berbeda dari “cekelan” padat/”kiyel”,
empuk/ngapuk, keras/rapet/”atos” yg sangat susah u/ di utarakan lewat
tulisan) tpi dengan pemilihan dan pembelajaran yg berulang2 psti kelak
dengan mudah kita akan dapat membedakan ukuran yg sesuai.
*saat kita pegang bulu ekor akan tampak menyatu, itu ciri dari “brutu”
kecil, biasany bentuk ekor spt ini dimiliki oleh burung dengan gaya
turun “anteng”.
*saat kita pegang bulu ekor akan tampak melebar pada ujungny/tdk
mengumpul jadi satu, itu ciri2 dari “brutu” besar, biasany bentuk ekor
spt ini dimiliki oleh burung dengan gaya turun “nggenjot2″.
saat kita pegang ekor merpatipun akan memp daya tekan kebawah yg
berbeda2, ada yg “ndlosor”, “ngawet” 45 derajat, dan ada pula yg
“ngawet” 90 derajat/ ditempat biasa disebut dengan “bengkuk”.
u/ gaya terbang :
*bila burung memp pegangan ekor “ngawet” 45 derajat: burung dengan
pegangan ekor spt ini bila dilepas dengan partner yg yg memp tipe
pegangan ekor sama, akan memp gaya lepas/start memutar agak melebar dan
tidak beraturan (kadang start belum tinggi burung sudah menuju kearah
tujuan)
*bila burung mmp pegangan ekor “ngawet” 90 derajat/”bengkuk”: burung
dengan pegangan ekor spt ini bila dilepas dengan partner yg yg memp tipe
pegangan ekor sama, akan memp gaya lepas/start memutar “cekak”, spt
obat nyamuk (biasany burung mencapai ketinggian ttntu baru menuju arah
tujuan)
*bila burung memp pegangan ekor “ndlosor”: burung dengan tipe pegangan
ekor spt ini biasany memp 2 kemungkinan gaya terbang. yg pertama terbang
langsung menuju arah tujuan. yg kedua “nggandeng”/ ngikut partnernya.
12.Kaki
kalau soal kaki lebih suka kaki yg merit, garing/terlihat “mbesisik” & panjang (baik kaki maupun jarinya)
saat dipegang posisi kaki menjorok/mendorong kebelakang sejajar dengan arah ekor.